Dampal Selatan – Proyek pekerjaan fisik Penguatan Tebing Sungai di Desa Tampiala, Kecamatan Dampal Selatan, yang dikerjakan oleh Satuan Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan anggaran sebesar Rp3,3 miliar dari APBD 2023, menuai sorotan publik.
Berdasarkan hasil investigasi di lapangan, ditemukan bahwa sebagian item pekerjaan pasangan batu armor dengan berat 100-200 kg diduga tidak sesuai spesifikasi yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Warga setempat juga mengakui banyak batu yang digunakan berukuran kecil, bahkan hanya sebesar genggaman tangan dengan perkiraan berat sekitar 10-20 kg, jauh dari spesifikasi yang seharusnya.
Metode kerja dalam pemasangan batu armor ini pun dipertanyakan. Batu armor seharusnya memiliki ukuran dan berat yang cukup untuk melindungi tebing sungai dari erosi dan kerusakan akibat arus deras. Namun, dengan penggunaan batu berukuran kecil, efektivitas proyek ini menjadi diragukan.
Masyarakat berharap agar proyek ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan instansi terkait, demi memastikan pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi warga Desa Tampiala.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala BPBD Tolitoli, Abdullah Haruna, belum lama ini, terkait item pekerjaan pasangan batu armor 100 – 200 Kg pada proyek Penguatan Tebing Sungai Tampiala?
Saat kami berada di lokasi pada proyek ini ditemukan banyak batu yang digunakan berukuran kecil diduga tidak sesuai spesifikasi?
Dimana ukuran batu armor? dan begitu juga dengan berat batu armor ini, secara keseluruhan diduga semuanya tidak mencapai 100-200 kg, berdasarkan pengadaan material yang tercantum dalam rencana biaya anggaran (RAB)?
Olehnya, kami ingin meminta tanggapanya terkait dengan metode kerja dari pasangan batu armor di sungai Tampiala ini?
Terkait hal ini, saat kami di lokasi, berdasarkan laporan dari warga setempat, dimana banyak batu yang digunakan ukuranya sebesar genggaman tangan saja, diperkiran seberat 10 – 20 kg saja. Olehnya, kuat dugaan adanya kerugian negara dalam proyek ini karena adanya pengurangan volume pekerjaan?
Pasangan batu armor 100-200 kg pada proyek penguatan tebing sungai ini digunakan untuk melindungi tebing sungai dari erosi dan kerusakan akibat arus sungai. Tapi, dengan ukuran batu yang kecil – kecil itu diduga tidak bisa melindungi tebing sungai tersebut.
Selain itu, kondisi proyek ini juga telah mengalami kerusakan, meskipun umurnya baru setahun. Dimana susunan batu mulai bergeser dari tempatnya, dan telah dipenuhi rerumputan liar yang mengganggu fungsi bangunan.
Kemudian kondisi susunan batu juga telah tertimbun tanah yang diduga kuat membahayakan kondisi bangunan mengalami kerusakan lebih besar.
Kepala BPBD Tolitoli mengatakan “Sebelumnya saya mohon maaf bukan Sy tdk mau menanggapi … krn hal ini saya tdk ketahui jd Sy tdk bisa menanggapi krn pekerjaan ini sebelum saya menjabat … klu berkenan silahkan menghubungi pejabat yg saat pekerjaan tersebut … sekali pagi mohon maaf”.
Sementara itu, Vidya Putra, selaku PPK kegiatan, kepada media ini optimis mengatakan bahwa proyek ini sudah sesuai dengan aturan. Bahkan, kata dia, saat dilakukan pemeriksan dari BPK Perwakilan Sulteng tidak ada temuan.
“Tidak ada masalah le silahkan diberitakan saja. Kalau saya yakin sesuai dengan aturan,” tegasnya melalui telepon, baru-baru ini.
Selaku PPK, ia menjelaskan soal ukuran batu kecil itu diakuinya sebagai pengganjal saja, mana yang berongga maka diisi dengan batu kecil.
Ketika ditanya soal bagaimana dengan jumlah batu kecil diduga berfungsi mencukupi volume pekerjaan?
Secara teknis ia meminta wartawan menghubungi PPTK kegiatan, karena secara teknis ia menyerahkan ke pihak PPTK kegiatan.
“Silahkan hubungi PPTK kegiatan, nanti saya kirimkan nomornya,” ungkapnya kepada wartawan media ini.
Sementera itu, Adam Lamusu, sebagai PPTK kegiatan yang dihubungi wartawan media ini, Senin, 10 Maret 2025, terkesan enggan menanggapi dikonfirmasi Proyek pekerjaan fisik Penguatan Tebing Sungai di Desa Tampiala, mengatakan Waalaikumsalam. Siaap Pak… Maaf Kalau baru sempat memberikan tanggapan.
Sebelumnya juga pak vidya sdh menyampaikan kepada sy perihal informasi ini lalu dan sudah saya komunikasikan dengan beliau.
Berdasarkan informasi tertulis dan dok visual di lapangan yang dikirimkan ke saya. Mungkin saya bisa memberikan tanggapan tidak berbeda jauh seperti yang pak vidya sampaikan sebelumnya.
Adapun batu2 kecil yang nampak dalam dokumentasi yang dikirimkan itu bukanlah batu struktur utamanya, batu struktur utamanya itukan ada dibawahnya sesuai dengan dimensi yg direncakanan atau yg tertuang di RAB.
Sedangkan batu yang dimensi kecil yg kita temukan dibagian atas itu hanya batu penutup untuk void atau rongga2 yg terdapat dibagian atas. Tabe, mungkin begitu yg bisa saya tanggapi dulu pak firman maaf kalau agak lambat merespon.