PORTAL BERITA
LEBIH SANTUN MENGUNGKAP FAKTA
LBH HUT RI 80

Pencurian Marak di Desa Rarampadende, Warga Minta Pemerintah Jangan Tutup Mata

PENCURIAN
Warga merasa resah lantaran maraknya aksi pencurian hasil kebun, namun hingga saat ini belum ada langkah nyata dari pemerintah maupun aparat berwenang untuk menindak pelaku. FOTO : ANJAS/REDAKSI.
CIKASDA SULTENG

SIGI — Kasus pencurian yang kian merajalela di Desa Rarampadende, Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi, kini menuai sorotan keras dari masyarakat. Sejumlah warga merasa resah lantaran maraknya aksi pencurian hasil kebun, namun hingga saat ini belum ada langkah nyata dari pemerintah maupun aparat berwenang untuk menindak pelaku.

Salah seorang warga, berinisial FDL, mengungkapkan bahwa kebun pisangnya menjadi sasaran pencurian oleh orang tidak dikenal. Ia menuturkan bahwa sebanyak 10 pohon pisang miliknya habis ditebang secara bertahap oleh pelaku.

KAPOLDA SULTENG KAJATI SULTENG

“Awalnya dua pohon ditebang bersamaan dengan adanya orang memanjat kelapa. Selang beberapa hari, empat pohon lagi ditebang. Tidak lama kemudian dua pohon lagi hilang, dan terakhir dua pohon ditebang lagi. Satu pohon tidak sempat diambil karena belum layak dijual,” jelas FDL dengan nada kecewa.

Menurut FDL, kejadian ini bukan hanya menimpa dirinya, melainkan sudah sering dialami oleh warga lain di Desa Rarampadende.

Masyarakat telah melaporkan kasus pencurian tersebut kepada aparat desa, bahkan sudah diumumkan oleh kepala dusun melalui pengeras suara di masjid pada hari Jumat lalu.

Ironisnya, bukannya mereda, kasus pencurian justru semakin bertambah.

Warga menilai bahwa kondisi ini mencerminkan lemahnya perhatian dari pemerintah setempat, khususnya Pemkab Sigi, dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah pedesaan.

Mereka menegaskan, pencurian bukan sekadar persoalan sepele, melainkan bentuk kejahatan yang merugikan masyarakat kecil yang menggantungkan hidup dari hasil kebun.

“Kami sangat berharap Bapak Bupati Sigi segera menindaklanjuti persoalan ini. Jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan kepada pemerintah karena merasa tidak dilindungi. Pencurian semakin menjadi-jadi, dan kami sudah terlalu sering melaporkan tapi tidak ada penyelesaian,” tegas FDL.

Situasi ini menimbulkan kegelisahan di tengah masyarakat.

Apabila dibiarkan berlarut-larut, tidak menutup kemungkinan warga akan bertindak sendiri untuk menjaga kebun mereka, yang berpotensi menimbulkan konflik baru.

Oleh sebab itu, masyarakat Desa Rarampadende mendesak pemerintah, aparat desa, hingga kepolisian untuk segera mengambil langkah konkret.

Tidak hanya sebatas mendengar laporan, tetapi juga melakukan penyelidikan serius, menangkap pelaku, dan memberikan efek jera agar kasus serupa tidak terus berulang.

“Sudah cukup warga jadi korban. Jangan sampai aparat dan pemerintah dianggap hanya diam dan menutup mata,” tambah warga dengan nada geram.

Maraknya pencurian ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah daerah, bahwa keamanan dan ketertiban di pedesaan merupakan kewajiban yang tidak boleh diabaikan.

CIKASDA SULTENG BHAYANGKARA KAPOLDA
KEJARI PASANGKAYU BWSS III PALU BWSS III PALU BWSS III PALU pasang iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kesehatan
error: Content is protected !!