Jalan Nasional di wilayah Pantai Barat di Desa Siweli, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulteng, kondisinya amblas.
Berdasarkan pantauan sejumlah wartawan, jalan amblas memotong badan jalan. Kedalamannya sekitar 50 centimeter.
Selain amblas di lokasi juga terdapat dua titik lubang mengangga di badan jalan.
Kondisi itu membahayakan, terutama ketika kendaraan berpapasan. Sebab pengendara berusaha menghindari lubang yang sama-sama mencuri jalan.
Terkait hal itu, pengendara berharap jalan yang amblas segera diperbaiki. Sebab jalan amblas di bawahnya terdapat lubang saluran air.
Perbaikan diharapkan dilakukan segera, sebelum bertambah parah. Mengingat merupakan jalan nasional di pulau Sulawesi menghubungkan Sulawesi Tengah (Palu) – Donggala – Tolitoli – Buol – Gorontalo – Sulawesi Utara (Manado).
“Semoga segera diperbaiki jalan ini, kondisinya sangat membahayakan pengendara melintas,”ungkap Budiman, pengendara ditemui di lokasi.
Budiman mengatakan, penanggungjawab ruas jalan nasional ini diminta memasang rambu lalulintas sebagai tanda adanya bahaya.
“Kasian pengendara dengan kecepatan tinggi, ya, pasti berisiko kecelakaan,”ungkapnya lagi.
Sementara itu, Sutarno, S.T selaku PPK ruas jalan nasional Tompe-Tonggolobibi PJN wilayah 1, dikonfirmasi redaksi media ini enggan berkomentar soal kondisi jalan nasional kondisinya amblas itu.
Bahkan PPK Sutarno disentil wartawan beberapa item pertanyaan, terkait pekerjaan ruas jalan nasional yang ditanganinya.
Sutarno memilih bungkam saat dihubungi melalui pesan WhatsApp. Padahal pesan dikirim dibacanya dengan tanda centang dua warna biru.
Berikut item pertanyaan redaksi media ini, namun enggan direspon positif penanggungjawab ruas jalan nasional Tompe-Tonggolobibi, diantaranya :
1.Pekerjaan jembatan dan talud di Desa Lende Tovea, Kecamatan Sirenja, Donggala, tepatnya di kaki Gunung Bosa menuju Desa Labean :
a. Tim kami pertanyakan soal urutan metode kerja pembuatan Talud sesuai yang tercantum didalam RAB, apakah lantai kerja urutanya menggunakan urugan pilihan (Urpil), mohon penjelesanya? Karena tim kami temukan di lapangan pekerjaan talud di desa Lende Tovea ini diduga urutan tidak dilapisi dengan urugan pilihan terlebih dahulu sebelum batu kali disusun. Mohon klarifikasinya?
b. Tim kami mempertanyakan soal Keselamatan Konstruksi mengacu analisis K3 tiap pekerjaan, karena kami temukan diduga pekerja mengabaikan penggunaan APD saat bekerja di lokasi. Mohon klarifikasinya?
c. Tim kami pertanyakan soal material yang digunakan terkait spesifikasi dan jumlah material dasar dan material olahan sesuai dengan dokumen pengajuan material. mohon penjelasanya apakah material pasir dan batu kali yang digunakan sudah mengantongi ijin dan telah melalui uji laboratorium, mohon klarifikasinya?
Karena kami temukan, material diduga diambil dari gunung bosa notabene sangat dekat dengan lokasi pekerjaan tepatnya dibawah kaki gunung bosa.
2. Kondisi jalan amblas dan berlubang besar di wilayah Desa Siweli, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, masuk ruas jalan nasional Tompe-Tonggolobibi :
a. Adapun tim kami pertanyakan kenapa kondisi jalan rusak dan berbahaya ini tidak dipasangkan rambu lalulintas tanda bahaya secara resmi dari PJN wilayah 1. Mohon penjelasanya?
b. Tim kami pertanyakan soal kondisi aspal amblas masih baru dikerjakan tiba-tiba rusak. Apakah dikarenakan mutu pekerjaan kurang bagus, Mohon penjelasanya?
3. Kondisi pekerjaan saluran mortar di Desa Siweli, kecamatan Balaesang, diduga baru dikerjakan kondisinya rusak dan sudah retak-retak, dan begipun dengan kondisi lantainya yang hancur hanya tergerus dengan air. Mohon penjelasanya?
4. Kondisi pekerjaan plat deker di wilayah desa Tambu, kondisinya memprihatinkan. Mohon penjelasan soal mutu pekerjaan dan kerusakanya?
Hingga berita ini ditayangkan belum direspon PPK ruas jalan nasional wilayah Tompe-Tonggolobibi dikonfirmasi sebagai hak jawab perimbangan berita.(*/ATR)