TPA Sampah (Proyek Pembangunan Tempat Pemprosesan Akhir Sampah), di Desa Ngatabaru, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, mulai disoroti masyarakat setempat.
Pasalnya, TPA Sampah di Kabupaten Sigi yang dibangun dua tahun lalu tersebut, kini kondisinya begitu memprihatinkan, dan beberapa fasilitas pelengkap bangunan lainnya juga sudah rusak.
Untuk diketahui, Megaproyek ini dibangun oleh Instansi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang melekat di Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawsi Tengah.
Kemudian, sebagai Kontraktor Pelaksana tak lain adalah PT. DATU KARSA TRIMULTI, JL. TANJUNG ANGIN NO. 216 E PALU – Palu (Kota) – Sulawesi Tengah, dengan nilai kontrak Rp. 23.362.145.746,09.
Berdasarkan pantauan sejumlah wartawan di lokasi TPA Sampah di Kabupaten Sigi itu, baru-baru ini, menengok fasililitas pelengkap pada proyek pembangunan TPA Sampah di Desa Ngatabaru itu, jangankan untuk dimanfaatkan dan lain sebagainya, bangunan pelengkap tersebut. Bahkan tak pernah difungsikan sama sekali dan tak pernah mendapatkan perawatan sama sekali, padahal kerusakan tersebut sudah cukup lama.
Sejumlah warga pun, heran dengan kondisi beberapa bangunan pelengkap tersebut.
Karena, diduga dibangun dengan anggaran pemerintah dengan nilai yang begitu besar Rp 23.362.145.746,09 seharusnya bisa digunakan untuk kepentingan umum.
“Bukannya dibiarkan tanpa adanya perawatan dan terkesan mubasir,”ungkap Basir, salah seorang warga yang ditemui di lokasi TPA Sampah di Kabupaten Sigi itu.
“Heran saja. Itu kalau tidak salah bangunan pelengkap seperti bak jumbo dibagian bawah sampai sekarang bangunan itu sama sekali tak pernah digunakan, dan kini kondisinya retak – retak,”ungkapnya lagi, Sabtu kemarin, 22 Januari 2022.
Ia pun, menyayangkan anggaran yang digunakan untuk membangun seolah sia-sia, karena tidak dimanfaatkan.
“Sudah seperti bangunan tua, dan seperti hutan kecil,”terangnya.
Menurutnya, tak terpakainya fasilitas pelengkap bangunan tersebut, membuat sebagian bangunan rusak.
Dia mengatakan, mulai dari saluran U-Ditch retak dan miring karena diduga tidak menggunakan alas dudukan seperti lantai kerja setebal 5 Cm dengan Mutu FC 10.
Kata dia lagi, jalan rabat yang mengelilingi bak besar kini kondisinya retak dan amblas diduga karena tipis, hingga kaca jendela yang pecah.
Dia menjelaskan, tak hanya itu, bagian pelengkap lainnya itu juga ditumbuhi rumput, dan lebih parahnya lagi Lampu Penerangan Jalan terkadang mati hidup, mati hidup.
“Bahkan sebagain lampu penerangan lainnya sudah tidak menyalah lagi pak (Wartawan,red), kontras saja pemandangan tersebut cukup mengherankan masyarakat yang melihat,”jelasnya lagi.
“Tidak tahu juga disebabkan karena apa. Dan juga meskipun rusak tak ada yang perduli,” bebernya.
Sementara itu, warga lainnya, yang dijumpai di lapangan juga mengatakan senada.
Menurutnya, lebih baik bangunan itu dimanfaatkan dari pada dibiarkan dalam kondisi tidak terawat.
“Dari pada dibiarkan begitu, kan mubazir juga,” bebernya.
“Kami tidak mengetahui penyebab tidak dimanfaatkannya bangunan pelengkap tersebut Pak (Wartawan,red),” Tutup warga yang mengaku sering mengunjungi lokasi TPA Sampah di Kabupaten Sigi itu.
Sementara itu, Cristian Seleng, selaku kontraktor pelaksana proyek pembangunan TPA Sampah di Kabupaten Sigi, yang berusaha dikonfirmasi redaksi media ini, melalui pesang singkat WhatsApp-nya, Sabtu, kemarin, 22 Januari 2022.
“Maaf, saya lagi mengikuti Rakernas Gapensi di Jakarta,”ungkapnya menjawab pesan singkat WhatsApp redaksi media ini.
Bahkan, redaksi media ini menunggu untuk memberikan ruang konfirmasi demi perimbangan berita dari pihak kontraktor pelaksana.(*/ATR)
Baca juga : PT. Balindo Honda Palu Menang Digugat Perkara Hubungan Kerja dan Dalil Penggugat Ditolak Keseluruhan