Polemik Bantuan Sapi ke Basidondo Mati Diduga kena PMK, Lakpesdam NU Tolitoli : Kami Minta Gubernur Sulteng Evaluasi Kinerja Dinas Pangan, Jika Perlu Kadis Dicopot

BANTUAN SAPI
Ketua Lakpesdam NU, Fahrul Baramuli, kepada wartawan media ini di Tolitoli. (Foto Rizal)

TOLITOLI — Menanggapi pernyataan Kadis Pangan Sulteng, Dr. Ir. Eva Rantung, MSi terkait bantuan sapi kepada warga kecamatan  Basidondo, kabupaten Tolitoli.

Kadis Pangan Sulteng yang menyatakan penyaluran sapi sudah sesuai prosedur.

Ketua Lakpesdam NU Tolitoli, Fahrul Baramuli kepada wartawan media ini di Tolitoli,  menyatakan bahwa pernyataan Kadis Pangan Sulteng, terkait bantuan sapi yang positif kena PMK, dan mengancam 17.000 populasi sapi di Tolitoli.

Sekaligus mengancam ketahanan pangan lokal sangat tidak beralasan.

Pekerjaan Trotoar Jalan Tombolotutu Diduga Tak Sesuai Gambar Kerja, Warga : Selimut Beton dari Kawat Besi Berkarat Hanya Dicor Diatas Tanah

“Jangan asal ngomong bagaimana mungkin bantuan sapi itu tidak ada masalah, sedangkan kenyataan bantuan sapi dari mereka jelas – jelas positif kena PMK,” Katanya.

Ia menjelaskan jika bantuan sapi itu tidak memiliki eartag atau tanda asal identitas sapi, dan tidak memiliki SKKH dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng.

“Berdasarkan hasil koordinasi saya dengan drh. Erwin, yang bertugas pada Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng, bahwa ada dugaan sapi tersebut berasal dari Bone Sulsel, yang mana wilayah  itu masuk dalam wilayah zona merah PMK,  dan tidak boleh ada perlintasan hewan ternak sapi, ” ungkapnya lagi.

Selain itu, menurutnya dalam koordinasi ia melalui telepon seluler, jika tim dokter hewan yang melakukan pemeriksaan terhadap bantuan sapi yang diperuntukan untuk kabupaten Tolitoli dan Donggala tersebut, menurut drh. Erwin tidak mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) oleh pihak penyedia jasa.

“Dikarenakan belum ada hasil pemeriksaan akhir, tiba – tiba sapi tersebut sudah tidak berada di tempat, dan telah diangkut ke Tolitoli, ungkap dokter hewan kepada mereka di Tolitoli,” tegasnya.

“Nah kalau kita mendengar pernyataan drh. Erwin tersebut tentu sangat bertentangan dengan pernyataan Kadis Pangan Sulteng, yang memberikan penjelasan jika penyalularan sapi itu sesuai prosedur yang ada,” terang Fahrul merasa heran.

Prestasi Gemilang Cabor Tinju Bangkep Raih 3 Medali, Pelatih : Saya Selalu Menanamkan Mental Juara

Selain itu, kata dia, anehnya lagi seorang  Kadis memberikan statemen mengancam jika ribut – ribut dengan masalah bantuan sapi, maka mereka tidak akan lagi memberikan bantuan sapi ke Tolitoli.

“Dalam kondisi suatu wilayah terinfeksi PMK, maka menjadi kewajiban negara dalam penanganan dan mendapat perhatian khusus, karena ini mengancam ketahanan pangan kita,” terangnya.

Dari persoalan ini, ia meminta sebaiknya Gubernur Sulteng mengevaluasi kinerja bawahannya Dinas Pangan Sulteng, kalaupun perlu ia meminta Kadis Pangan Sulteng harus dicopot.

“Kadis Pangan Sulteng ini tidak paham, kalau perlu dicopot,” Ujar Fahrul.

Ditlantas Polda Sulteng Berlakukan Kembali Tilang Manual, Ini Alasannya

Kasus Bank Sulteng Diduga Rugikan Uang Negara Rp7 Miliar, Kajati Sulteng Sebut Ini Nama 4 Tersangka

“Berani saya berstatmen seperti ini karena hal ini sudah menggangu proses penanganan PMK yang sudah diantisipasi ketat oleh Pemda Tolitoli,” Beber Fahrul.

(**/RIZAL)

Editor: Firmansyah
pasang iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!