TOLITOLI — Bantuan Sapi sebanyak 19 ekor oleh Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah kepada warga Basidondo, kembali menuai sorotan keras.
Pasalnya, bantuan Sapi diberikan ke dua kelompok, sekitar sebulan lalu itu belakangan diketahui positif terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berdasarkan hasil uji Laboratorium.
Ngerinya bikin janggal saat ini, bantuan Sapi positif kena PMK itu, kini mengalami kematian dan menjangkit ke ternak sapi milik warga ada di wilayah Kecamatan Basidondo.
Remaja Pelaku Pesta Miras Digelandang ke Mako Satpol-PP
Menyoroti kejadian tersebut, Ketua Lakpesdam NU, Fahrul Baramuli, kepada wartawan media ini, Jumat (13/1), menyayangkan soal penanganan PMK di Tolitoli tidak berjalan dengan baik.
“Sangat miris, menyusul adanya laporan masyarakat bantuan Sapi dari Kementan melalui Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah berjumlah 19 ekor saat tiba di Tolitoli, kembali mengalami kematian mendadak,” ungkapnya.
“Tentu dalam hal ini penanganan PMK tidak berjalan dengan baik,” ungkapnya lagi kepada wartawan.
Menurut Fahrul, hal ini sangat disayangkan. Padahal penanganan PMK ini jelas regulasinya.
Proyek Pembangunan Daerah Irigasi Diduga Gunakan Material Ilegal?
Kata dia, mulai dari UU, Peraturan Menteri, Surat Edaran dan lain sebagainya. Namun tidak diikuti tindakan serius oleh pemerintah daerah.
“Sampai saat ini kami belum mendapat info pasti terkait tindakan pencegahan apa dilakukan oleh Pemda Tolitoli, dan sejauh mana tanggapan pihak Kementan serta pihak Pemda Propinsi Sulteng menindaklanjuti kejadian PMK ada di Tolitoli,” Tutur Fahrul.
Polri, KPU, Bawaslu, dan Dewan Pers Bertemu, Bahas Pencegahan Berita Hoax Jelang Pemilu 2024
Lebih jauh, Fahrul mengatakan terkait kelompok penerima bantuan Sapi tersebut diduga tidak terdaftar pada Dinas Peternakan Tolitoli.
Fahrul menganggap bahwa kelompok ini harusnya segera ditertibkan.
“Saya menanggapi ada kelemahan dalam koordinasi antara lembaga. Dimana Dinas Peternakan Tolitoli tidak mengetahui terkait bantuan Sapi disalurkan melalui Dinas Pangan Propinsi Sulteng,” terangnya.
“Hal lain juga terkait lembaga kekarantinaan yang kebobolan, dalam melakukan pengawasan terhadap bantuan Sapi di Sulteng,” terangnya lagi.
Ia berharap ini menjadi perhatian khusus APH, Pemerintah Sulteng dan Pemda Tolitoli.
Karena ini mengancam populasi jumlah sapi di Kabupaten Tolitoli.
Jangan sampai hal ini kembali terjadi dan segera ada penanganan serius terhadap sapi – sapi berada di desa Silondou, dan melakukan pencegahan terhadap virus tersebut agar tidak makin menjangkit ke wilayah atau desa lain.
Dia menjelaskan, untuk memastikan adanya kematian sapi mendadak akibat PMK wartawan media ini melakukan konfirmasi lewat handphone ke Bidang Ternak dan Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan kabupaten Tolitoli, Sukriyanti, dan ia membenarkan.
“Benar ada 3 ekor sapi milik warga yang mati di kecamatan Basidondo Kayu Lompa, 1 ekor bantuan Sapi dari Dinas Pangan, dan 2 ekor sapi lainya milik warga sendiri,” katanya singkat.
Ditempat terpisah, juga salah seorang Manteri Hewan bertugas Dinas Peternakan dan Perkebunan Tolitoli, membenarkan adanya sapi mati terindikasi PMK.
“Iya 1 ekor bantuan Sapi mati terinfeksi PMK,” Ujarnya tanpa memberi keterangan panjang.
(LAPORAN : RIZAL)