iklan

Soal Irigasi Watatu, Apakah Benar Pelaksana Disebut Hitung Sendiri Volume Pekerjaan?

Pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi Watatu atau jaringan pada Daerah Irigasi (D.I)
Pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi Watatu atau jaringan pada Daerah Irigasi (D.I)
pasang-iklan-anda-disini

DONGGALA, FOKUSRAKYAT.NET – Kontraktor pelaksana enggan melanjutkan bagian saluran irigasi yang terpotong atau tidak tersambung pada rehabilitasi jaringan irigasi D.I Watatu, karena telah menghitung sendiri volume pekerjaanya. Meski begitu, kontraktor pelaksana pun menuding bahwa volume pekerjaanya telah melewati estimasi biaya tercantum di dalam Rencana Biaya Anggaran (RAB), dan diperiksa oleh direksi teknis.

Demikian diungkapkan, Gunawan, selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi D.I Watatu, Bidang Sumber Daya Air (SDA), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Donggala, Senin kemarin, 1 Agustus 2022.

PASANG IKLAN

Penanganan Banjir Torue, Menteri PUPR Sepakat dengan Cudy Berbagi Tugas  

“Kontraktornya hitung sendiri volume pekerjaan mereka pak (Wartawan,red), jadi kami di dinas tidak bisa berbuat apa-apa. Kontraktor bilang volume pekerjaan sudah lebih, ya sudah karena mereka juga tidak mau rugi,”ungkap Gunawan saat ditemui Redaksi FOKUSRAKYAT.NET, di salah satu Warkop, di Kota Palu.

Pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi Watatu atau jaringan pada Daerah Irigasi (D.I)
Pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi Watatu atau jaringan pada Daerah Irigasi (D.I)

Dia mengatakan, rehabilitasi jaringan irigasi D.I Watatu ini, diakuinya dikerjakan menggunakan dua metode yang satu irigasi menggunakan beton tulangan yang cetak di tempat, dan satu lagi jenis irigasi susunan batu atau drainase dengan mortar.

Kata dia, irigasi menggunakan beton tulangan cetak di tempat dikerjakan sepanjang 1,1 KM, sedangkan irigasi dengan susunan batu dikerjakan sepanjang 900 M.

“Jadi panjang secara keseluruhan yang dikerjakan lebih 2 KM, ya panjangnya dua kilometer lebih sedikit,”ungkapnya lagi.

Akademisi Fakultas Teknik Untad Desak Pemda Sulteng Buat Satgas Banjir

Disinggung redaksi media ini, terkait apakah ada biaya penimbunan yang tercantum di dalam RAB?

Gunawan mengakui ada biaya penimbunan di pinggir jaringan irigasi D.I Watatu itu, hanya saja kata dia, karena kontraktor pelaksana merasa pekerjaanya telah melebihi volume pekerjaan, sehingga item pekerjaan penimbunan itu ditiadakan.

Disinggung lagi, terkait jaringan irigasi yang terpotong atau tidak tersambung sehingga mengakibatkan banjir hingga ke rumah warga setempat?

Bahas Banjir Torue, Gubernur : Kades Stop Berikan SKPT Buka Lahan Hutan Lagi

Gunawan mengatakan tidak bisa lagi berbuat banyak karena pihak kontraktor pelaksana tidak mau lagi melanjutkan sisa pekerjaan dengan alasan volume pekerjaan yang dihitungnya telah lebih.

“Banyak sekali alasan kontraktornya, ada masalah disini ada disana, sebenarnya tidak boleh masalah di luar dibawa ke pekerjaan ini. Jadi kami juga tidak mau paksakan lagi,”terangnya.

Menurutnya, jaringan irigasi D.I Watatu memang belum pernah diperbaiki sejak dibangun tahun 2007 lalu, dan baru kali ini diperbaiki.

tembok bagian luar irigasi yang diduga tidak diplaster.
tembok bagian luar irigasi yang diduga tidak diplaster.

Sebelumnya, diberitakan pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi Watatu atau jaringan pada Daerah Irigasi (D.I) yang kini dikeluhkan warga setempat karena tidak terhubung dengan bangunan irigasi lama diminta ditanggapi serius oleh Pemda Kabupaten Donggala melalui Dinas PUPR. Dampaknya, air akan meluap ke badan jalan dan ke rumah warga setempat apalagi kondisi curah hujan tinggi.

Selain itu, pihak Aparat Penegak Hukum (APH), kejaksaan bersama kepolisian, diminta turun melakukan pemeriksaan terhadap proyek rehabilitasi jaringan irigasi D.I Watatu ini karena diduga masa pemeliharaanya telah berakhir selama 6 bulan sejak Januari 2022 lalu.

Demikian diungkapkan salah satu tokoh muda alkhairaat, Dr. Habib Sadiq Al- Habsyi, kepada redaksi media FOKUSRAKYAT.NET, di salah satu Warkop di Kota Palu, Rabu kemarin, 27 Juli 2022.

Pelantikan Demokrat Parimo, Anwar Hafid : Gaspol Bupati dan Gubernur Demokrat Rakyat Makmur

“Jika mengamati dokumentasi foto kalian (Wartawan,red) kok bisa ya jaringan irigasi D.I Watatu tidak terhubung, nah ini perlu dipertanyakan volume pekerjaan dan desain gambar? Untuk menjawabnya, pihak APH diminta turun melakukan pemeriksaan karena masa pemeliharaanya telah berakhir,”ungkap bang Sadiq sapaan akrabnya.

Dia mengatakan, selain jaringan irigasi tidak terhubung itu masalah lain soal tembok bagian luar jaringan irigasi D.I Watatu tidak diplester. Menurut pengamatanya memang perlu dipertanyakan karena ada dua jenis pekerjaan berbeda pada jaringan irigasi D.I Watatu. Pertama pekerjaan drainase dengan beton bertulang cor di tempat. Kedua pekerjaan drainase dengan batu mortar.

“Yang satu bahanya beton bertulang dan satu lagi bahan dari batu kali, menurut saya ada perbedaan harga satuan dari kedua bahan itu. Makanya dipandang perlu pihak APH turun melakukan pemeriksaan agar proyek ini tidak diragukan kualitas mutu pekerjaanya,”ungkapnya lagi kepada media ini.

Pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi Watatu atau jaringan pada Daerah Irigasi (D.I)
Pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi Watatu atau jaringan pada Daerah Irigasi (D.I)

Sebelumnya, diberitakan, Pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi D.I Watatu dikabarkan telah berakhir masa pemeliharaan selama 6 bulan lamanya, namun proyek jaringan irigasi D.I Watatu ini menuai sorotan warga setempat.

Diantaranya adalah tembok bagian luar irigasi yang tidak diplaster dengan kondisi batu kali yang berongga. Sehingga pekerjaan diduga asal-asalan sebab kasat mata pekerjaan nampak kelihatan tidak rapi.

Pekerjaan berakibat kurang baik untuk kekuatan irigasi yang dikhawatirkan berdampak pada mutu ketahanan usia saluran jaringan irigasi D.I Watatu tersebut. Akhirnya, baru seumur jagung belum lama dikerjakan sudah mengalami kerusakan.

Selain itu, pekerjaan jaringan irigasi drainase dengan mortar diduga tidak selesai karena terpotong sekitar 15 meter dari badan jalan. Sehingga mengakibatkan banjir karena saluran drainase itu tidak tersambungkan dari hulu ke hilir hingga bagian bawah jaringan irigasi lama.

Diketahui, pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi D.I. Watatu, menggunakan APBD 2021 Pemkab Donggala melalui satuan kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Kontraktor pelaksana adalah PT. PANCA JAYA ANUGERAH yang dikerjakan dengan nilai kontrak Rp.2,5 Milyar.

Terkait hal ini, sejumlah warga di Desa Surumana, Kecamatan Banawa Selatan, Donggala, Sulawesi Tengah, kepada redaksi media ini, mempertanyakan hasil pekerjaan jaringan irigasi D.I. Watatu diduga tidak sesuai Spek dan gambar kerja. Karena sebagian pekerjaan drainase dengan batu mortar pada bagian tembok luar tidak diplaster.

Olehnya, warga setempat, pun menduga adanya pengurangan volume di dalam pekerjaan tersebut. Sebab tembok bagian luar drainase dengan batu mortar tidak diplaster itu tidak nampak seperti metode pekerjaan model mata sapi.

Selain itu, warga pun mempertanyakan hasil pekerjaan saluran drainase dengan mortar diduga tidak selesai dikerjakan karena terpotong sekitar 15 meter dari badan jalan atau bangunan irigasi lama. Sehingga mengakibatkan banjir akibat saluran drainase tidak tersambung ke irigasi lama.

Adapun keluhan ini datang dari puluhan warga Desa Surumana, menilai asas manfaat dari pekerjaan konstruksi jaringan irigasi D.I. Watatu menelan anggaran miliaran rupiah tidak dikerjakan dengan baik. Sebab masih berdampak banjir dengan genangan air dimana saluran drainase terputus sekitar 15 meter tersebut.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Ngo Hendry. ST, selaku kontraktor pelaksana kepada media ini, Senin kemarin, mengatakan, bahwa pekerjaan sudah dikerjakan sesuai gambar dan volume yang dibayarkan.

Kata dia, sedangkan adapun keluhan itu tolong dihubungi pihak OPD terkait dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Donggala.

“Kami sudah selesai, soal asas manfaat bagaimana tidak ada? Saat sementara kerja saja saluran yang kami kerjakan sudah digunakan,”ungkapnya.

Dia menambahkan, terkait tembok bagian luar tidak diplester, kata dia, mana ada pekerjaan saluran air di plester bagian luarnya.

“Soal saluran irigasi yang terputus memang cuma sampai disitu sambung saluran lama. Saluran lama ada lantainya sisa mereka bersihkan, waktu sementara kerja sudah dipakai itu saluran sampai di sawah,”ungkapnya lagi.

Menurutnya, gambarnya sudah begitu, buat apa plester luarnya nanti juga mau ditimbun, kalau di Watatu kalau kerja jalan pasti ditimbun lagi itu,”terangnya.

Disinggung lagi dengan pertanyaan redaksi media ini, terkait tembok bagian luar irigasi yang tidak diplaster dengan kondisi batu kali yang berongga. Sehingga pekerjaan diduga asal-asalan sebab kasat mata pekerjaan nampak kelihatan tidak rapi. Pekerjaan berakibat kurang baik untuk kekuatan irigasi yang dikhawatirkan berdampak pada mutu ketahanan usia saluran jaringan irigasi D.I Watatu tersebut. Akhirnya, baru seumur jagung belum lama dikerjakan sudah mengalami kerusakan.

“Tolong tanya ke dinas soal itu. Sudah diperiksa BPK dan tidak ada temuan, kemudia yang diperiksa adalah panjang dan volume,”pungkasnya.(**/ATAR/ADIET)

bainaa selatan iklan kepala
Editor: Firmansyah
pasang iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!