Rehabilitasi toilet di SMP Negeri 4 Balaesang diduga belum rampung, dibenarkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Satuan Kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Donggala.
Rehabilitasi toilet itu merupakan sepaket item proyek rehabilitasi ruang kelas, dan rehabilitasi ruang guru di SMP Negeri 4 Balaesang, di Desa Lombonga, dikerjakan kontraktor pelaksana CV. Donggalaraya, dengan anggaran senilai Rp.870.422.428.00.
Hairun S.Pd selaku PPTK di Bidang Pembinaan SMP, ditemui sejumlah wartawan di ruang kerjanya di Dinas Dikbud Donggala, membenarkan rehabilitasi toilet SMP Negeri 4 Balaesang belum rampung.
Namun diakui ia punya alasan, sehingga dirinya menerima PHO (Provisional Hand Over) serah terima pekerjaan 100 Persen dari penyedia jasa konstruksi kepada pengguna jasa dalam kondisi yang ditentukan dalam kontrak.
Dengan tegas, Hairun, selaku PPTK mengatakan memberikan catatan penting saat dilakukan PHO serah terima pekerjaan 100 Persen itu.
“Saya sudah Intruksikan bahwa saya terima cacatan di dalam PHO itu,”ungkapnya kepada media ini.
“Isi catatan itu diantaranya toilet belum dipasang pintu, dinding belum diplester luar dan dalam, ya, karena anggaran tidak cukup, cuman Rp77 Juta,”ungkap Hairun lagi pria asli kelahiran Maleni itu.
Dia menjelaskan, pihak penyedia dalam hal ini kontraktor pelaksana sebelumnya tidak berkoordinasi dengan dinas terkait.
Kata dia, sesuai desain gambar pembangunan toilet ada ruang gantinya, dan ada kamar WC di tiap 3 ruangnya.
“Tapi kontraktor sudah langsung pondasi. Jadi sampai dimana kemampuan anggaran, ya, sudah disitu. Padahal toilet ini utuh dibangun sesuai desain gambar kerjanya,”jelasnya lagi.
Disinggung soal Sepiteng pembuangan posisinya baru digali belum dibangun tepat dibelakang pembangunan toilet SMP Negeri 4 Balaesang itu.
Hairun membantah bahwa pekerjaan Sepiteng itu lama, dan bukan pekerjaan baru.
Disentil lagi soal berbagai kerusakan saat ini.
Dirinya telah berkoordinasi ke penyedia jasa untuk retak -retak hasil diskusi segera diperbaiki.
“Karena masih ada uang jaminan pemeliharaan 5 Persen,”tegasnya.
“Infonya sementara diperbaiki disana, tapi belum ada hasil foto pemeliharaan hehe. Insya allah saya mau turun cek ke lokasi,”pungkasnya.
Menanggapi hal ini, salah seorang warga Desa Lombonga kepada wartawan membenarkan proyek rehabilitasi SMP Negeri 4 Balaesang belum selesai dikerjakan semuanya.
“Masih ada belum mereka kerjakan pak (Wartawan,red) yaitu rehabilitasi toilet silahkan dicek sendiri, kondisinya masih memprihatinkan,”ungkap warga Lombonga enggan menyebutkan namanya itu, baru-baru ini.
Warga Lombonga juga menyoroti kualitas mutu pekerjaan rehabilitasi SMP Negeri 4 Balaesang ini, karena baru dikerjakan tapi kondisinya banyak mengalami kerusakan.
“Coba cek sendiri plafonya rusak, dindingnya retak-retak, catnya sudah terkupas dan berlumut, lantai saluran tipis, dan pekerjaan paving lebih parah lagi kondisinya,”ungkapnya lagi.
Sekadar diketahui, sejumlah wartawan terhimpun pada konsorsium media online Sulteng berkesempatan berkunjung memantau hasil pekerjaan rehabilitasi SMP Negeri 4 Balaesang di Desa Lombonga.
Berikut item pertanyaan diajukan ke Hairun selaku PPTK Bidan Pembinaan SMP?
1. Untuk metode kerja, tim kami mempertanyakan soal material pasir dan batu kali digunakan di proyek rehabilitasi SMP Negeri 4 Balaesang, di desa Lombonga, terkait spesifikasi dan jumlah material dasar dan material olahan sesuai dengan dokumen pengajuan material di dalam RAB.
Mohon penjelasanya apakah material yang digunakan sudah mengantongi ijin dan telah melalui uji laboratorium, mohon klarifikasinya?
2. Untuk metode kerja pada pekerjaan saluran drainase SMP Negeri 4 Balaesang, tim kami mempertanyakan lagi soal ketebalan lantai kerja saluran drainase yang dicantumkan didalam RAB, mohon penjelasanya?
Karena, berdasarkan pengukuran tim kami di lokasi bahwa lantai kerja saluran sekolah diduga sangat tipis yakni 4 cm dan kondisi lantainya sudah rusak.
3.Tim kami juga mempertanyakan soal metode pekerjaan paving, dan saluran batu mortar, dimana kondisinya sudah patah, sebagian retak besar, dan susunan paving tidak merata, mohon penjelasanya?
4.Tim kami menemukan satu item pekerjaan yakni rehabilitasi toilet, SMP Negeri 4 Balaesang, diduga mangkrak ditinggalkan oleh pihak kontraktor pelaksana, karena di lokasi tidak ditemukan adanya pekerja tukang ditambah lagi masa kontrak pekerjaan diduga telah berakhir. Sedangkan, sisa pekerjaan rehabilitasi toilet, SMP Negeri 4 Balaesang, masih banyak diantaranya, pekerjaan sepiteng (bak kotoran) masih digali dan belum dicor, dinding toilet belum diplester, daun pintu belum terpasang, dan slof bagian atas masih nampak besi behelnya juga belum dicor. Mohon penjelasanya?
5.Tim kami mempertanyakan sebagian plafon yang dipakai diduga menggunakan plafon bekas, nampak terlihat kasat mata meski sudah dicat, dan pemasangan plafon diduga asal jadi karena terpasang tidak merata. Mohon penjelasanya?
6.Terakhir, tim kami mempertanyakan soal metode kerja dinding SMP Negeri 4 Balaesang ditemukan beberapa titik sudah retak padahal baru saja dikerjakan. Begitupun dengan metode kerja pengecetanya, tim kami juga mempertanyakan, karena di beberapa titik cat yang baru saja dikerjakan sudah terkelupas dan berlumut. Mohon penjelasannya?(*/ATR)