
DONGGALA (FOKUSRAKYAT.NET) – Proyek pemasangan Bronjong di Desa Sikara Tobata, Sindue Tobata, Donggala, merupakan bagian dari penanganan ruas jalan Pantoloan – Tompe, dikabarkan kondisi miring dan ambruk alias jatuh ke bantaran sungai.
Proyek pemasangan Bronjong ini adalah pekerjaan konstruksi paket Preservasi Tompe – Pantoloan – Talise (Kebonsari), melekat pada satuan kerja PJN (Pelaksanaan Jalan Nasional) wilayah II Sulawesi Tengah, menggunakan APBN 2022 dengan nilai kontrak Rp17,3 Milyar.
Kualitas pekerjaan proyek Bronjong ini diragukan akibat kondisi bangunan Bronjong tersebut mulai terlihat miring ke dasar sungai.
Kemudian sebagian ambruk hingga bangunan Bronjong itu diduga ikut terguling ke bantaran sungai.

Kawat Bronjong pun dikabarkan ikut mengalami kerusakan, sehingga mengakibatkan batu isian terlepas dari kawat tersebut.
Padahal proyek Bronjong baru beberapa bulan dikerjakan oleh pihak kontraktor, sehingga diduga kualitas pekerjaan diragukan dan pondasi dasar bronjong juga diduga tidak kuat sistem penguncian kawat sesuai dengan Spesifikasi Teknis pekerjaan.
Proyek Sekolah Fase 1B Rp37 Milyar Dikabarkan Dalam Tahap Penyelidikan?
Selain itu, warga setempat pun menilai proyek Bronjong diduga tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) serta spesifikasi teknis, karena sebagian bangunan Bronjong kini kondisinya sudah ambrol jatuh ke bantaran sungai.

Kemudian dasar bangunan Bronjong ikut jadi sorotan warga karena diduga hanya menggunakan penyangga bambu sebagai dasar pondasinya.
Selain bangunan Bronjong, item pekerjaan bangunan Saluran Drainase dengan pasangan batu, di Desa Sikara Tobata, Kecamatan Sindue Tobata, Donggala (Pantai Barat) ikut jadi sorotan.
Penanganan Ruas Jalan Tompe – Tambu, Kasatker PJN Wilayah I Diduga Irit Bicara
Dimana kualitas pekerjaan saluran Drainase juga ikut diragukan, karena sejumlah titik mengalami retak memanjang dan semenya banyak yang terkelupas.

Padahal menurut warga setempat menilai proyek saluran drainase ini sudah beberapa kali mengalami kerusakan.
Bahkan kondisinya sempat ambruk kemudian diperbaiki lagi dan kini mengalami retak memanjang, sehingga diduga pengerjaan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) serta spesifikasi teknis.
Item pekerjaan Aspal Jalan di Desa Kaliburu, Kecamatan Sindue Tombusabora, Donggala (Pantai Barat) ikut disoroti akibat baru beberapa bulan dikerjakan kini kondisi mengalami retak dan berlubang.
Begitu pun dengan item pekerjaan Talud Jalan di Desa Kaliburu, Kecamatan Sindue Tombusabora, Donggala (Pantai Barat), sejumlah titik pembangunan Talud Jalan pun kondisinya ambruk padahal pekerjaan diduga baru selesai beberapa bulan juga.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Dr. Ir. Rhismono ST MT, selaku Kepala Satuan Kerja (Kasatker) PJN Wilayah II Sulawesi Tengah, mengatakan terima kasih informasinya.
“Tks infonya, saya konfirmasi lapangan dan PPK nya,”ungkapny kepada media ini, Senin kemarin, 31 Oktober 2022.
Sementara itu, Hikma, selaku PPK menangani ruas jalan Talise – Pantoloan – Tompe, yang dikonfirmasi redaksi media ini belum memberikan tanggapan.(**/Tim Redaksi)