Budidaya Udang Vaname Semakin Populer, Potensi Tambak di Donggala Berkisar 1200 Hektar

budidaya
KUNKER : Rombongan Kunker Pemkab Donggala yang di pimpin, Rustam Effendi, Sekretaris Daerah yang di dampingi Darnawati, Camat Balaesang dan seluruh Kepala Desa se-Kecamatan Balaeang maupun beberapa pemilik lahan serta Moh. Dadang Bachmid, Wakil Ketua OKK Kadin Donggala.(DOK)

Budidaya udang vaname semakin tren pertumbuhannya di Sulawesi Tengah.

Komoditas ekspor bernama latin Litopenaeus vannamei yang berasal dari terusan Panama, Amerika Latin ini, di kelola perusahaan raksasa kawasan timur Indonesia yaitu PT. Esaputlii Prakarsa Utama (Benur Kita).

Esaputlii Prakarsa Utama (Benur Kita) merupakan perusahaan yang menghasilkan produk-produk perikanan bermutu tinggi.

Perusahaan yang didirikan oleh Eddy Baramuli di Mallawa, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, optimis bahwa potensi sektor perikanan budi daya sangat prospektif dan menjadi primadona.

Sebagai produk komoditas unggulan, budidaya udang vanamei terus di kebut dan kembangkan ke seluruh wilayah Sulawesi.

Untuk mencapai kemajuan dan peningkatan produksi yang signifikan, PT. Esaputlii Prakarsa Utama, saat ini telah membangun beberapa tambak di Sulawesi Tengah dengan target rencana awal seluas 2000 hektar.

Dan saat ini sudah di di garap di wilayah Kabupaten Parigi Moutong dan Toli Toli, dengan target 300 hektar tambak.

Menurut Bakti Baramuli, Direktur Utama Esa Putlii Utama mengatakan, di Parigi Moutong sudah di bangun tambak udang vanamei di Desa Tomoli dan sudah berproduksi. Dan sekarang ini ada lagi menyusul dalam tahap konstruksi di Desa Donggulu. Demikian pula di Toli Toli sebagian sudah berjalan dengan target 200 Hektar, tepatnya di Desa Lingadan.

Demikian di sampaikan saat kunjungan kerja rombongan Pemkab Donggala ke tambaknya di Desa Tomoli dan Donggulu.

Sekarang ini potensi tambak dan sangat besar luasannya berkisar 1200 hektar akan di garap di wilayah Kabupaten Donggala. Karena selain kondisi topografi wilayah Donggala berada di sepanjang Pantai Barat letaknya berhadapan langsung dengan selat Makassar juga di tunjang dengan ketersediaan daya listrik mampu untuk kebutuhan opersional tambak. Papar Bakti.

Di ungkapkannya, permintaan pasar semakin besar sehingga pihaknya merespon dengan perluasan tambak.

Area tambak yang dulunya hanya di wilayah Sulawesi Selatan sudah kewalahan melayani permintaan pasar domestik dan luar negeri.

Oleh karena itu, pihaknya harus jeli melihat wilayah mana di Sulawesi ini punya potensi sangat bagus di buka kawasan tambak baru. Dan ternyata potensi itu ada di wilayah Donggala untuk jangka panjang.

Menariknya lagi, di Donggala nilai investasi perhektarnya lebih murah dari daerah lain. Makanya untuk Donggala total luasannya direncanakan 1200 hektar tambak baru.

Metode pembangunan tambak di Donggala ini juga, berbeda dengan daerah lain. Kami lebih memilih konsep pemberdayaan masyarakat dengan cara inti plasma. Terang Bakti.

Jadi masyarakat tidak kehilangan lahan atau di kuasai perusahaan jelasnya, masyarakat tetap menjadi pemilik lahan dan kami selaku perusahaan yang membangun seluruh sarana dan prasarana fasilitas tambak dan menyiapkan benur udang vanamei. Saat panen kami yang beli, ada pula pembagian keuntungan 3 persen dari hasil panen kepada tiap-tiap pemilik lahan setiap kali panen.

Selain tambak di Donggala, PT. Esaputlii Prakarsa Utama juga akan bangun pabrik pengolahan udang vanamei dan cold storage (Gudang beku) di Desa Wombo, Kecamatan Tanantovea.

Saat ini sedang dalam proses pelaksanaan pembebasan lahan milik masyarakat seluas 17 hektar. Hal ini ke depannya akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat, karena kami saat pabrik beroperasi akan merekrut tenaga kerja sebanyak 5000 orang. Pungkasnya.

Di tempat yang sama rombongan Kunker Pemkab Donggala yang di pimpin, Rustam Effendi, Sekretaris Daerah yang di dampingi Darnawati, Camat Balaesang dan seluruh Kepala Desa se-Kecamatan Balaeang maupun beberapa pemilik lahan serta Moh. Dadang Bachmid, Wakil Ketua OKK Kadin Donggala, menjelaskan, budidaya udang vanamei ini merupakan usaha yang sangat menjanjikan dan menguntungkan bagi masyarakat Donggala.

Menurutnya, dengan kehadiran PT. Esaputlii Prakarsa Utama untuk menginvestasikan modal usahanya di Donggala dengan angka fatastis senilai Rp. 5 triliun di sektor budidaya udang vanamei dengan metode inti plasma dan membangun pabrik pengolahan serta cold storage berkapasitas 80 ton perhari sangat berpanguh besar dalam membantu masyarakat Donggala, sebagai harapan emas.

Karena dampak ekonominya sangat besar bagi kesejahteraan hidup masyarakat di Donggala.

Artinya kita sebagai Pemerintah di Donggala terbantu dalam mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. Karena terbukanya lapangan kerja baru yang menyerap tenaga kerja yang besar, sentra perdagangan lain akan berjalan dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat pedesaaan.

Demikian pula akan berdampak pada naiknya pendapatan desa dan penerimaan PAD di Donggala. Jelas Rustam.

Lebih lanjut di katakan Sekda Donggala, dengan skema kerja sama yang saling menguntungkan antara pihak perusahaan dan masyarakat di bidang budidaya udang vanamei ini Pemerintah Kabupaten Donggala akan mengawal seluruh pelaksanaannya berkaitan dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Agar supaya semua berjalan lancar tanpa hambatan apapun antara pihak PT. Esaputlii Prakarsa Utama dan masyarakat pemilik lahan.

Intinya Pemerintah Kabupaten Donggala akan memperlancar investasi ini sesuai aturan dan mekanisme yang berlaku.

Karena ini sangat menjanjikan bagi kemajuan daerah sebagai penyangga IKN (Ibukota Baru) di Kalimantan ke depannya.

Jadi mulai saat ini kita buka seluas-luasnya pintu bagi investor untuk berinvestasi di Donggala dengan mengedapankan pemberdayaan masyarakat Donggala. Pungkas Rustam Effendi.(**/ATR)

pasang iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!