TOLITOLI — Meski operasi penertiban Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) sungai tabong, Desa Koko Buka, Kecamatan Tiloan, Kabupaten Buol, oleh pihak Kepolisian beberapa bulan silam dilakukan namun tidak menemui titik jerah bagi sejumlah oknum cukong untuk melakukan aksinya.
Pelaku tambang emas ilegal itu diduga berasal dari Buol.
Informasi yang dihimpun sejumlah alat berat yang dipergunakan berupa Eksavator untuk mengeruk material telah diangkut menuju lokasi.
Sejumlah alat berat itupun diangkut melalui arah desa Salusu Pande, Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli.
Kasus Bank Sulteng Diduga Rugikan Uang Negara Rp7 Miliar, Kajati Sulteng Sebut Ini Nama 4 Tersangka
Hal itu dilakukan dikarenakan dari arah Desa Koko Buka Kabupaten Buol menuju ke lokasi tabong tidak dapat diakses karena melewati hutan belantara dan tanjakan yang terjal.
Sementara untuk Informasi memperoleh Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar untuk kebutuhan alat berat mereka menggunakan kekuatan oknum aparat berseragam hijau.
Namun benar dan tidaknya awak media ini belum mendapat keterangan valid.
“Mess mereka ada di depan kantor Camat Baolan, bahkan alat berat yang diangkut ke lokasi mendapat pengawalan dari oknum aparat berbaju hijau,” Tutur sumber terpercaya yang enggan disebutkan namanya dengan nada meyakinkan.
Menurutnya, untuk menuju ke lokasi tambang ilegal di tabong jalur satu-satu yang mereka lintasi adalah jalur perusahaan kayu milik PT Pitu Lempa di sekitar Desa Salusu Pande.
“Alat berat Eksavator yang diangkut hanya bisa melintas dijalur tersebut, sementara BBM solar pengangkutannya melintasi jalur sungai di desa Janja, Kelompok penambang emas ilegal itu baru kali masuk ke lokasi tabong, mereka sudah pernah melakukan kegiatan di 15 km dari Koko Buka, karena merasa kurang hasil akhirnya mereka naik di tabong,”Ceritanya.
Kapolsek Dampal Utara Laksanakan Jumat Curhat di Masjid Nurul Huda Sese
Kepala Desa (Kades) Janja Kecamatan Lampasio, H Mihra yang dihubungi wartawan membenarkan kalau di desanya merupakan jalur yang paling singkat menuju lokasi tambang di Tabong, bahkan BBM Solar juga diangkut menggunakan perahu mesin tempel milik warga.
“Beberapa bulan lalu ada juga yang angkut solar lewat sini, tapi kabarnya mereka sudah angkat kaki karena merasa ada yang ganggu, mungkin ada kelompok baru lagi yang datang dari Buol,” terangnya kepada wartawan.
Menurutnya, desa Janja adalah jalur yang dimungkinkan paling strategis untuk dilintasi menuju ke lokasi tabong.
Selain jangkauan yang dekat juga waktu perjalanan tidak terlalu lama sudah tiba di lokasi.
“Kalau naik perahu tibanya di sungai Labantik, dari situ naik darat menuju lokasi areal tambang,” katanya.
(**/TIM INVESTIGASI)