Pemeliharaan Saluran Irigasi Tanggul Selatan dan Utara Disoroti

SALURAN IRIGASI HL
Saluran irigasi dari Jalan Tanggul Selatan ke Jalan Tanggul Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.

PALU, FOKUS RAKYAT – Saluran irigasi dari Jalan Tanggul Selatan ke Jalan Tanggul Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, merupakan bagian dari Jaringan Irigasi Gumbasa kondisinya memprihatinkan sehingga menuai sorotan saat ini. Bahkan pemeliharaan saluran irigasi tersebut ikut menjadi sorotan, karena sedimen sisa pengerukan dari dalam saluran irigasi hanya ditumpuk di sepanjang bahu jalan.

Salah seorang warga Kota Palu, Ayub, membenarkan sedimen sisa pengerukan dari dalam saluran irigasi itu hanya ditumpuk di sepanjang bahu jalan, di Jalan Tanggul Selatan. Bahkan, kata dia, material sedimen sisa pengerukan dari dalam saluran irigasi ini sudah ditumbuhi rumput liar di sepanjang bahu jalan.

SALURAN IRIGASI 1

“Ada kok buktinya silahkan diperiksa sendiri di Jalan Tanggul Selatan, pasti ada sisa material yang menumpuk di bahu jalan disana,”ungkapnya kepada Redaksi media ini, belum lama ini.

Sementara itu, berdasarkan penelusuran Redaksi media ini, diduga pekerjaan pemeliharaan saluran irigasi Gumbasa, di jalan tanggul utara, dan tanggul selatan ini, sedimen hasil pengerukan limbahnya diduga ditumpuk di bahu jalan. Sehingga air hujan dari badan jalan tergenang dan tidak lagi turun ke saluran irigasi dikarenakan terhalang oleh tumpukan sisa sedimen dari dalam saluran irigasi gumbasa tersebut.

Rumput liar pun ditemukan di lokasi saluran irigasi gumbasa ini baik di dalam saluran irigasi maupun di sekitar irigasi kondisinya memprihatinkan hingga tinggi rumput sampai sepinggang orang dewasa. Selain itu, kondisi fisik irigasi gumbasa baik di jalan tanggul utara maupun tanggul selatan di sejumlah titik ditemukan mengalami kerusakan parah dan bahkan kondisinya memprihatinkan dengan mengalami keretakan serius pada stuktur bangunan irigasi gumbasa tersebut.

SALURAN IRIGASI 2

“Tabe banyak betul yang mengalami kerusakan disini le (Saluran Irigasi,red), bingung juga sampai sekarang belum diperbaiki. Saluran irigasi ini tidak pernah diperbaiki dan kondisinya sesuai fakta memang sangat memprihatinkan,”ungkap warga lainya, Sahrul, saat ditemui media ini di sekitar saluran irigasi tersebut.

Dikonfirmasi, Satya Wicana. ST. SP, selaku Kepala Satuan Kerja TP OP SDA, Dinas Cikasda Sulteng, yang merangkap sebagai PPK OP Irigasi Wilayah I Dinas Cikasda Sulteng, Senin kemarin, 27 Juni 2022. Terkait item pekerjaan pemeliharaan saluran irigasi Gumbasa, di Jalan Tanggul Utara, dan Jalan Tanggul Selatan, di Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, pada tahun anggaran 2021 dan 2022.

Adapun item pertanyaan redaksi media ini :

  1. Diduga pekerjaan pemeliharaan irigasi gumbasa di jalan tanggul utara dan tanggul selatan ini hasil pengerukan limbahnya diduga ditumpuk di bahu jalan sehingga air hujan dari badan jalan tergenang dan tidak lagi turun ke irigasi dikarenakan terhalang oleh tumpukan limbah dari irigasi gumbasa tersebut. Olehnya kami meminta dijelaskan metode kerja untuk pemeliharaan irigasi gumbasa ini karena kondisinya saat ini dikeluhkan oleh warga masyarakat setempat, mohon konfirmasinya ya bang?
  2. Rumput liar yang ditemukan di lokasi irigasi gumbasa ini baik di dalam saluran irigasi maupun di sekitar irigasi kondisinya memprihatinkan hingga tinggi rumput sampai sepinggang orang dewasa. Olehnya kami mempertanyakan item pekerjaan pemeliharaan irigasi gumbasa tersebut apakah pembersihan rumput liar masuk dalam biaya pemeliharaan atau tidak masuk biaya pemeliharan, mohon dijelaskan?
  3. Kondisi fisik irigasi gumbasa baik di jalan tanggul utara maupun tanggul selatan di sejumlah titik ditemukan mengalami kerusakan parah dan bahkan kondisinya memprihatinkan dengan mengalami keretakan serius pada stuktur bangunan irigasi gumbasa tersebut. Mohon dijelaskan terkait anggaran pemeliharaan yang melekat setiap tahunya di satuan kerja TP OP SDA, Dinas Cikasda Sulteng, mohon konfirmasinya?

Kepala Satker Satya Wicana, mengatakan, sejak bencana 2018 saluran irigasi di tanggul selatan ke tanggul utara praktis hanya berfungsi sebagai saluran pembuang untuk air dan sedimen yang bersumber dari Sungai Ngia dan Sungai Mamara. Kata dia, yang seyogianya saluran irigasi ini sejak terbangun  bukan berfungsi sebagai saluran pembuang air sungai.

SALURAN IRIGASI 3

“Untuk 2021, karena terjadi banjir, kami berkolaborasi dengan pihak BWSS III Palu untuk mengeruk sedimen di dalam saluran. Kami menanggung BBM dan upah operator alat berat sedangkan BWSS III Palu menanggung alat berat dan operator,”ungkapnya.

Dia mengatakan, untuk kegiatan rehabilitasi dan perbaikan saluran sejak bencana tidak diprogramkan karena itu masuk dalam agenda rehab rekon ADB dan JICA melalui BWSS III Palu. Olehnya kegiatan yang ada hanya pembersihan saluran yang bersifat berkala.

“Tahun 2021, kami membersihkan saluran dengan melibatkan tenaga dari saudara kita dari Tatura dan Birobuli. Untuk tahun 2022, tetap kita programkan kegiatan pembersihan saluran karena setiap TW kita agendakan. Tahun ini sudah 2 kali dilaksanakan nanti di TW 3 periode Juli- September akan dibersihkan lagi,”ungkapnya lagi.

“Jika terjadi banjir lagi kami siap bergerak untuk berkolaborasi lagi dengan pihak BWSS III Palu,”terangnya.

Menurutnya, persoalan intinya adalah perlunya segera penanganan sungai untuk dikendalikan sedimenya. Karena saluran yang ada di tanggul selatan dan utara hanya dapat mengalir air untuk dibuang. Namun bila dengan sedimen saluran itu tidak akan mampu membawanya karena kecepatan aliranya lambat.

Dia menjelaskan, perlu dicari alternatif lain dengan cara merubah aliran sungai tidak ke arah jalan tanggul dengan demikian bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi maka permukiman tidak akan terancam air dan sedimen. Secara historis, daerah aliran sungai itu yang aslinya sudah banyak berubah menjadi permukiman penduduk sampai dengan ke muaranya di sungai Palu.

“Sedangkan keluhan dari renaga kerja pembersihan selama ini, masyarakat membuang sampah sembarang di saluran termasuk pecahan kaca dan botol,”pungkasnya.

“Kalau sedimen hasil pengerukan yang lalu itu, oleh kami dibuang ketempat sesuai yang ditentukan. Untuk yang tertinggal di bahu jalan tidak ada, yang ada di sepanjang besi-besi jalan itu hasil galian dari PU kota dalam rangka pasang dan menanam besi itu, begitu info yang saya terima,”pungkasnya lagi.(**/ATR)

 

Editor: Firmansyah
pasang iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!