PALU, FOKUS RAKYAT — PT. Macini Raya Pratama selaku rekanan kontraktor pelaksana Preservasi Jalan Malala-Ogotua (Tolitoli)-Ogoamas-Tonggolobibi (Donggala di Pantai Barat), menanggapi pekerjaan Oprit Box Culvert kondisinya patah dan terguling di Desa Siboang.
Bahkan, pihak PT. Macini Raya Pratama tidak mengakui pekerjaan Oprit Box Culvert kondisinya patah dan terguling di Desa Siboang itu hasil pekerjaannya.
“Bukan pekerjaan saya itu nandaku (Wartawan,red) soal Oprit Box Culvert yang terguling. Kami baru mau melanjutkan pekerjaan lama di situ,”ungkap Hj. Salma, selaku Direktur PT. Macini Raya Pratama kepada Redaksi FOKUS RAKYAT, Sabtu, 21 Mei 2022.
Hj. Salma mengatakan, sebagai rekanan pihaknya diberikan tugas dari PJN Wilayah 1 Sulteng sesuai perencanaan teknis untuk melanjutkan pekerjaan lama tidak selesai kemudian dilanjutkan kembali pekerjaan pada Preservasi Jalan tahun 2022.
“Pekerjaan yang susah dikasih ki’ nandaku disyukuri dan tetap dilaksanakan di lapangan. Intinya bangunan terguling itu bukan saya punya karena baru mau kerja nandaku,”ungkapnya lagi.
Disinggung soal para pekerja PT. Macini Raya Pratama diduga mengabaikan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri).
Padahal, penggunaan APD demi keselamatan kerja itu diplot anggaranya namun diduga tidak direalisasikan demi meraup keuntungan.
Hj. Salma pun meminta pihak media untuk menegur para pekerja yang mengabaikan penggunaan APD tersebut.
“Tolong ditegur saja anak-anak di lapangan kalau memang ada yang di dapat bilang nanti saya lapor sama bunda di Palu,”tegasnya kepada Redaksi FOKUS RAKYAT melalui nomor kontak WhatsAppnya.
Diberitakan sebelumnya, Dr. Andri Irfan Rifai, ST. MT, selaku Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 1 Sulteng, mengatakan pekerjaan Oprit Box Culvert kondisinya patah dan terguling di Desa Siboang adalah pekerjaan lama.
“Ini pekerjaan lama dan terguling karena bencana,”ungkapnya kepada Redaksi FOKUS RAKYAT, Selasa, 17 Mei 2022.
Kepala Satker Andri Irfan disentil media ini terkait adanya peralatan molen di lokasi itu sebagai tanda bahwa Oprit Box Culvert itu baru dikerjakan?
“Molen untuk melakukan perbaikan akibat kerusakan,”demikian pesan singkat Kepala Satker PJN Wilayah 1 Sulteng terkait pekerjaan Oprit Box Culvert yang terguling itu.
Demi memberikan keyakinan sesuai fakta di lapangan.
Redaksi FOKUS RAKYAT akhirnya menunjukkan dokumentasi kegiatan pada tanggal 29 Desember 2021 bahwa ruas jalan itu belum diperbaiki.
“Iya betul, akhir 2021 sudah mulai tergerus, makanya begitu semakin rusak kita masukan ke kegiatan 2022,”ungkapnya lagi.
Soal titik pekerjaan Box Culvert yang satu, kata dia, diakuinya tidak terguling karena orang baru mau mulai pekerjaan plat lantai.
“Ini kan baru persiapan,”terangnya sambil mengomentari sebagian dokumentasi pekerjaan dari lokasi kegiatan.
Sementara disinggung soal sejumlah pekerja mengabaikan APD (Alat Pelindung Diri). Kepala Satker PJN Wilayah 1 Sulteng terkesan enggan menanggapinya.
Berdasarkan penelusuran investigasi Tim Redaksi FOKUS RAKYAT, Selasa, 17 Mei 2022, menemukan sejumlah keganjalan di lokasi pekerjaan di Desa Siboang.
Segmen pekerjaan Oprit Box Culvert dinilai kejanggalan paling memprihatinkan karena kondisinya patah dan terguling.
Diduga pasangan batu kali untuk Oprit Box Culvert itu tidak sesuai metode kerja yang dicantumkan dalam kontrak kerja.
Buktinya, bangunan Oprit belum lama dikerjakan sudah rusak.
Selain itu, ada juga segmen pekerjaan Box Culvert di wilayah yang sama di Desa Siboang namun lokasinya berbeda.
Kejanggalan ditemukan pada pekerjaan titik Box Culvert itu diduga item pengecoran lantai yang dicor di tempat tidak dilapisi plastik dan diduga tidak memiliki lantai kerjanya.
Karena penelusuruan menemui cor di tempat itu dilakukan di atas tanah tanpa lapisan.
Sehingga diduga kuat item itu dikerjakan tidak sesuai metode kerja dicantumkan di dalam RAB kontrak kerja.
Keganjalan lain diduga pekerjaan ruas jalan itu diduga tidak sesuai metode kerja karena di lokasi sejumlah pekerja mengabaikan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri).
Lemahnya pengawasan dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dinilai menjadi pemicu sehingga pihak pelaksana mengabaikan penggunaan APD tersebut.
Padahal, penggunaan APD demi keselamatan kerja itu diplot anggaranya namun diduga tidak direalisasikan demi meraup keuntungan.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Lasahiru, selaku PPK 1.4 menangani ruas Jalan Malala-Ogotua (Tolitoli)-Ogoamas-Tonggolobibi (Donggala di Pantai Barat).
Lasahiru dikonfirmasi melalui WhatsApp namun pejabat di lingkup Kementerian PUPR itu memilih memutus komunikasi dengan memblokir nomor kontak redaksi media ini.
Sementara itu, pegiat LSM di Sulteng, Abdul Razak SH, kepada media ini, meminta BPJN Sulteng dan Satker PJN Wilayah 1 segera mengambil tindakan memperbaiki kerusakan sebelum semakin parah.
Razak mengatakan, pemerintah pusat melalaui BPJN Sulteng perlu meningkatkan kualitas pembangunan jalan di daerah rawan longsor dan meningkatkan pengawasan.
“Jangan hanya kerja asal-asalan kemudian mengejar keuntungan yang tidak wajar,”ungkapnya.(**/ATR)