DONGGALA, FOKUSRAKYAT.NET – Proyek pembangunan gedung operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabelota Donggala, diduga mangkrak, karena dikabarkan item pekerjaan plafon yang belum tuntas pemasanganya.
Pekerjaan konstruksi pembangunan gedung Operasi di Rumah Sakit Kabelota Donggala menggunakan APBD 2021 itu, nampak dari luar gedung belum dilakukan item pemasangan plafon.
HUT NasDem ke-11, Ketua NasDem Sigi Instruksikan Menang Hattrick
Pemasangan plafon pada gedung operasi menelan dana fantastis hingga Rp6 Milyar, dikabarkan belum tuntas itu, nampak baik dari sisi kanan, dan sisi kiri gedung tersebut.
Begitu pun dengan pemasangan plafon dari belakang maupun nampak dari depan gedung, sama saja belum tuntas item pekerjaanya.
Kajati Sulawesi Tengah Lepas Tim Doujou Ikuti Kejuaraan Karate 2022
Sejumlah wartawan, baru-baru ini, mengecek kebenaran terkait proyek pembangunan gedung operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabelota Donggala, diduga mangkrak, karena dikabarkan item pekerjaan plafon yang belum tuntas pemasanganya.
Sesuai fakta di lapangan, untuk gedung operasi nampak item pekerjaan plafon belum tuntas pada sisi kanan, dan sisi kiri, di luar gedung tersebut.
Cara TNI-Polri Amankan Delegasi dan Tamu KTT G20 saat Beribadah
Sehingga nampak juga bagian rangka baja atap akibat dari pekerjaan plafon yang belum tuntas tersebut.
Untuk diketahui, proyek pembangunan gedung operasi itu melekat pada satuan kerja RSUD Kabelota, menggunakan APBD 2021, dengan nilai kontrak Rp6 Milyar.
Direktur RSUD Kabelota Donggala, dr. Syariar, yang dikonfirmasi media ini terkait dugaan mangkrak akibat pekerjaan plafon yang belum tuntas pemasangan, dan sejumlah gedung lain dikabarkan mengalami kerusakan.
Ada Lubang Besar Jalan Amblas di Baruga – Kalukunangka, Warga Minta Segera Diperbaiki
Direktur RSUD Kabelota Donggala itu terkesan acuh tak acuh alias tidak peduli, dan berserah diri kepada tuhan.
Padahal, Syariar yang dihubungi melalui pesan WhatsApp, sempat membaca pesan wartawan untuk dikonfirmasi sejumlah pekerjaan. Namun dr. Syariar enggan menanggapinya.
Sementara itu, Ilham, selaku PPTK, memilih untuk memblokir WhatsApp media ini, ketika dimintai tanggapan mengenai sejumlah proyek berbandrol Miliyaran di lingkup RSUD Kabelota Donggala.
Menanggapi hal ini, Adrian, selaku ketua LSM NCW (Nusantara Corruption Wacht) Sulawesi Tengah, kepada media ini, Rabu, 16 November 2022, sangat menyayangkan sikap dari Direktur RSUD Kabelota Donggala, dr. Syariar, yang terkesan tidak terbuka dengan sejumlah pekerjaan di lingkup RSUD Kabelota.

Kata dia, begitu juga dengan PPTK yang memblokir nomor media.
“Jika mau jadi pejabat, ya harus terbuka dong, kenapa mesti ada nampak disembunyikan. Sebaliknya, jika keberatan dihubungi tolong berhenti saja, masih banyak mau jadi pejabat kok di Donggala,” tegas pria bertubuh mungil itu dengan nada lantang saat ditemui di salah satu Warkop di Kota Palu.
Dalam waktu dekat ini, kata Adrian, akan segera melaporkan oknum pejabat ke bupati Donggala, Dr. Drs. Kasman Lassa SH. MH, yang tidak terbuka ke publik ketika dimintai tanggapan mengenai pembangunan daerah.
Selain itu dirinya juga akan berkoordinasi dengan Sekda Donggala, terkait oknum pejabat yang tidak mau dihubungi wartawan.
“Saya heran, ada apa sebenarnya di sana, tinggal ditanggapi saja kok begitu susah kelihatanya,” tegasnya lagi.
Adrian juga mendorong kepada APH (Aparat Penegak Hukum) baik Kejati Sulawesi Tengah melalui Bidang Tindak Pidana Umum, Kejari Donggala, Polda Sulawesi Tengah, dan Polres Donggala, untuk segera melakukan penyelidikan.
“Saya menunggu momen saja, jika diperlukan siap untuk buat laporan,” pungkasnya. (**/ Tim Redaksi)