PARIMO (FOKUSRAKYAT.NET) – Aksi unjuk rasa sejumlah masyarakat terdiri dari petani, nelayan, dan pengecer kecil tak berada jauh dari SPBU Mepanga, Rabu, 14 September 2022.
Aksi unjuk rasa warga tergabung dalam aliansi masyarakt peduli nelayan dan petani (AMPPN) itu melakukan aksi unjuk rasa di SPBU Mepanga.
Aksi unjuk rasa yang berlangsung tepat di dalam SPBU Mepanga itu berjalan dengan tertib dan aman karena dikawal tim gabungan TNI dan POLRI dari Polres dan Polsek.
Bukan tanpa alasan, aksi unjuk rasa ini dilakukan untuk merespon kebijkan SPBU yang tidak memperbolehkan pengisian Jerigen (Gelong) yang hal tersebut sangat berdampak pada petani, nelayan dan masyarakat yang jauh dari SPBU.
Aksi ini juga diwarnai dengan memuat alat berat handtraktor dijadikan sebagi gambaran ilustrasi tuntutan yang dilayangkan para pendemo untuk menyadarkan pihak pertamina bahwa tidak mungkin ketika ingin mengisi BBM harus seperti ini setiap hari.
Ditlantas Polda Sulteng Berlakukan Tilang Elektronic Mulai 22 September 2022
Hal tersebut disampikan oleh Koordinator Lapangan AMPPN Rafli Sukaan.
“Kami sangat tidak setuju dengan kebijakan SPBU yang tidak memperbolehkan pengisian jerigen atau gelong dipertamina, karena hal tersebut sangat berdampak pada petani, nelayan dan masyarakat yang jauh dari SPBU. Karena tidak munkin Nelayan harus membawa perahunya dipertamina, tidak munkin petani harus membawa teraktornya ke pertamina, sehinga bbm tersebut harus di isi melalu jerigen,”Ungkapnya.
Begitu juga disampaikan oleh perwakilan petani sawah bahwa mereka tidak ingin pengisian jerigen ditutup di SPBU tetapi memang harus diawasi dengan baik dan benar.
Pasar Labean Menggunakan Penyangga Bambu Diduga Gagal Konstruksi?
Rafli berharap agar pengisian jerigen tetap diadakan demi keberlangsungan hidup petani, nelayan dan masyarakat yang jauh dari SPBU.
Sementara itu, Farid Pundanga, selaku pihak pengawas SPBU menyampaikan permohonan maaf kepada para nelayan dan petani.
“Saya selaku penanggungjawab SPBU memohon maaf jika selama beberapa hari telah melakukan penutupan total pelayanan dalam bentuk jerigen/gelon jenis solar dan pertalite di SPBU,”ungkapnya.
“Ini saya lakukan demi menepis pihak-pihak yang tidak menginginkan adanya pelayanan jerigen di SPBU, namun jika hal ini merupakan desakan dari petani dan nelayan tentunya pelayanan di sini akan kami buka dengan satu landasan rekomondasi dari desa dan kecamatan sebagai acuan saya, serta saya memohon pihak institusi terkait baik Polri dan TNI membantu kami dalam melakukan pendistribusian ke petani dan nelayan agar bisa tepat sasaran,”ungkap Farid saat ditemui redaksi media ini.(*/Suhirman).