DONGGALA, FOKUS RAKYAT.NET – Pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi D.I Watatu dikabarkan telah berakhir masa pemeliharaan selama 6 bulan lamanya, namun proyek jaringan irigasi D.I Watatu ini menuai sorotan warga setempat.
Diantaranya adalah tembok bagian luar irigasi yang tidak diplaster dengan kondisi batu kali yang berongga. Sehingga pekerjaan diduga asal-asalan sebab kasat mata pekerjaan nampak kelihatan tidak rapi.
Pekerjaan berakibat kurang baik untuk kekuatan irigasi yang dikhawatirkan berdampak pada mutu ketahanan usia saluran jaringan irigasi D.I Watatu tersebut. Akhirnya, baru seumur jagung belum lama dikerjakan sudah mengalami kerusakan.
Selain itu, pekerjaan jaringan irigasi drainase dengan mortar diduga tidak selesai karena terpotong sekitar 15 meter dari badan jalan. Sehingga mengakibatkan banjir karena saluran drainase itu tidak tersambungkan dari hulu ke hilir hingga bagian bawah jaringan irigasi lama.
Diketahui, pekerjaan konstruksi rehabilitasi jaringan irigasi D.I. Watatu, menggunakan APBD 2021 Pemkab Donggala melalui satuan kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Kontraktor pelaksana adalah PT. PANCA JAYA ANUGERAH yang dikerjakan dengan nilai kontrak Rp.2,5 Milyar.
Terkait hal ini, sejumlah warga di Desa Surumana, Kecamatan Banawa Selatan, Donggala, Sulawesi Tengah, kepada redaksi media ini, mempertanyakan hasil pekerjaan jaringan irigasi D.I. Watatu diduga tidak sesuai Spek dan gambar kerja. Karena sebagian pekerjaan drainase dengan batu mortar pada bagian tembok luar tidak diplaster.
Olehnya, warga setempat, pun menduga adanya pengurangan volume di dalam pekerjaan tersebut. Sebab tembok bagian luar drainase dengan batu mortar tidak diplaster itu tidak nampak seperti metode pekerjaan model mata sapi.
Selain itu, warga pun mempertanyakan hasil pekerjaan saluran drainase dengan mortar diduga tidak selesai dikerjakan karena terpotong sekitar 15 meter dari badan jalan atau bangunan irigasi lama. Sehingga mengakibatkan banjir akibat saluran drainase tidak tersambung ke irigasi lama.
Adapun keluhan ini datang dari puluhan warga Desa Surumana, menilai asas manfaat dari pekerjaan konstruksi jaringan irigasi D.I. Watatu menelan anggaran miliaran rupiah tidak dikerjakan dengan baik. Sebab masih berdampak banjir dengan genangan air dimana saluran drainase terputus sekitar 15 meter tersebut.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Ngo Hendry. ST, selaku kontraktor pelaksana kepada media ini, Senin kemarin, mengatakan, bahwa pekerjaan sudah dikerjakan sesuai gambar dan volume yang dibayarkan.
Kata dia, sedangkan adapun keluhan itu tolong dihubungi pihak OPD terkait dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Donggala.
“Kami sudah selesai, soal asas manfaat bagaimana tidak ada? Saat sementara kerja saja saluran yang kami kerjakan sudah digunakan,”ungkapnya.
Dia menambahkan, terkait tembok bagian luar tidak diplester, kata dia, mana ada pekerjaan saluran air di plester bagian luarnya.
“Soal saluran irigasi yang terputus memang cuma sampai disitu sambung saluran lama. Saluran lama ada lantainya sisa mereka bersihkan, waktu sementara kerja sudah dipakai itu saluran sampai di sawah,”ungkapnya lagi.
Menurutnya, gambarnya sudah begitu, buat apa plester luarnya nanti juga mau ditimbun, kalau di Watatu kalau kerja jalan pasti ditimbun lagi itu,”terangnya.
Disinggung lagi dengan pertanyaan redaksi media ini, terkait tembok bagian luar irigasi yang tidak diplaster dengan kondisi batu kali yang berongga. Sehingga pekerjaan diduga asal-asalan sebab kasat mata pekerjaan nampak kelihatan tidak rapi. Pekerjaan berakibat kurang baik untuk kekuatan irigasi yang dikhawatirkan berdampak pada mutu ketahanan usia saluran jaringan irigasi D.I Watatu tersebut. Akhirnya, baru seumur jagung belum lama dikerjakan sudah mengalami kerusakan.
“Tolong tanya ke dinas soal itu. Sudah diperiksa BPK dan tidak ada temuan, kemudia yang diperiksa adalah panjang dan volume,”pungkasnya.(**/ATAR/ADIET)