DONGGALA (FOKUSRAKYAT.NET) – Penanganan ruas jalan nasional di pantai barat Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, mulai disoroti warga karena dinilai lambat progress pekerjaanya.
Salah satunya adalah penanganan longsor di Gunung Bossa yang menghubungkan Desa Labean (Balaesang) dengan Desa Lende Tovea (Tompe Sirenja), masih dikeluhkan warga setempat termasuk pengendara yang melintas.
Menurut keterangan warga dan pengendara, kondisi ruas jalan nasional di Gunung Bossa begitu memprihatinkan dikabarkan rawan kecelakaan karena bekas material longsor setebal 20 Cm menutupi badan jalan.
Ditkrimsus Polda Sulawesi Barat Dalami Penggunaan Material Proyek Pembangunan Jembatan Wulai
Selain itu beton bahu jalan di Gunung Bossa ini juga dikabarkan amblas diduga akibat diguyur hujan dan longsor.
Kemudian kondisi ruas jalan juga dikabarkan licin akibat material longsor tersebut, sehingga sangat rawan terjadinya kecelakaan lalulintas.
Sorotan warga pun berlanjut pada pekerjaan konstruksi yang menggunakan uang rakyat melalui pemungutan pajak.
Kapolri Sidak Satpas SIM Polda Metro Jaya
Adalah pembangunan Jembatan Sibera II, di Desa Lende Tovea (Tompe Sirenja) menggunakan APBN anggaran tahun 2022, ikut menuai sorotan warga karena baru dikerjakan diduga sejumlah titik mengalami kerusakan.
Pasalnya Pekerjaan Talud di sejumlah titik dikabarkan diduga mengalami keretakan, fungsi saluran drainase juga disoroti akibat diduga rumput tebal menutup saluran sehingga tidak berfungsi, dan diduga saluran drainase ini tidak dilakukan pemeliharaan.
Item pekerjaan Bronjong dibawah jembatan juga disoroti karena diduga amblas, dan sebagian sudah miring posisinya, padahal Bronjong notabene belum lama selesai kini diduga mengalami kerusakan.
Untuk diketahui, nama paket pekerjaan konstruksi ini adalah proyek Preservasi Jalan Tompe – Tambu – Sabang – Tonggolobibi, yang melekat pada Satuan Kerja PJN Wilayah 1 Sulawesi Tengah, dikerjakan oleh penyedia jasa PT. Karyabaru Makmur, dengan nilai kontrak Rp18,5 Milyar menggunakan APBN 2022.
Dikonfirmasi terkait hal ini, kontraktor pelaksana Rudi Chandra, selaku penyedia jasa dari PT. Karyabaru Makmur, Kamis kemarin, 27 Oktober 2022.
Namun kontraktor bonafit menangani berbagai proyek pekerjaan di Sulawesi Tengah itu belum menanggapinya.
Sementara itu, Ir. Sutarno ST MT, selaku PPK menangani ruas jalan nasional itu, kepada media ini, mengatakan di pantai barat khususnya di sekitar Gunung Bossa, sejak Minggu Pertama September telah terjadi beberapa kali hujan lebat yang mengakibatkan terjadi longsoran, dan telah dilakukan pembersihan.
Kata dia, namun dalam Minggu terakhir terjadi kerusakan pada alat berat (Loader), sehingga proses pembersihan longsoran terhenti.
“Saat ini info dari penyedia jasa alat sudah siap di mobilisasi kembali untuk melanjutkan pembersihan material pasca longsoran,”ungkap Sutarno saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis kemarin, 27 Oktober 2022.
Dia menambahkan, sedangkan amblasnya beton bahu jalan, akan ditangani dengan pemeliharaan kondisi bahu jalan.
Dia menegaskan, keretakan pada Talud masih tanggung jawab penyedia jasa.
“Kami instruksikan untuk diperbaiki,” tegasnya lagi.
“Pembersihan Saluran Drainase, juga kami instruksikan untuk segera dilaksanakan,” terangnya.
“Bronjong miring akibat banjir, kami instruksikan untuk diperbaiki,” terangnya lagi.
Menurutnya, sedangkan pekerjaan tahun 2021, putus kontrak. Insyaa Allah akan dilanjutkan tahun 2023. (**/TIM LIPUTAN KHUSUS)