PALU, FOKUSRAKYAT.NET – Sejumlah hasil pekerjaan pembangunan infrastruktur permukiman kawasan Talise, Kota Palu, mulai disoroti sejumlah pihak.
Diantaranya pihak LSM NCW (Nusantara Corruption Watch) Provinsi Sulteng, bersama sejumlah wartawan, saat melakukan pengawasan proyek itu, di Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulteng.
Adalah paket pekerjaan konstruksi pembangunan infrastruktur permukiman kawasan Talise Kota Palu, melekat pada Kementerian PUPR, Direktorat Jenderal Cipta Karya, melalui Satuan Kerja Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Tengah, dengan nilai kontrak Rp91,5 Milyar menggunakan sumber dana PHLN Bank Dunia, kemudian dikerjakan oleh kontraktor pelaksana Aphasko – Karaga (KSO).
SPBU Tomini Diresmikan, Farit Pundanga : Saya Bersyukur bisa Mudahkan Kebutuhan Masyarakat
Adrian, selaku PLt Ketua LSM NCW Provinsi Sulteng, kepada sejumlah wartawan, mengatakan ia menyoroti proyek itu karena sebagian hasil pekerjaan diduga dikerjakan asal-asalan, serta diduga tidak sesuai dengan gambar kerja.
Dia mengatakan, pihak LSM NCW Provinsi Sulteng bersama sejumlah wartawan saat ke lokasi pekerjaan proyek menemukan beragam hasil pekerjaan.

Kata dia, kedalaman galian pemasangan pipa disoal karena ada cuman digali kedalaman 20 cm, ada juga 50 cm, dan paling mentok kedalaman galian itu 70 cm.
“Olehnya berdasarkan metode kerja secara teknis didalam gambar kerja, berapa kedalaman pekerjaan galian pipa tersebut?,” ungkapnya.
Dia menguraikan, pada pemasangan pipa juga ditemukan sebagian pipa ditanam tidak dilapisi lantai kerja dengan material seperti sirtu.

Anehnya lagi, ia sebut sebagian pipa ternyata menggunakan lapisan sirtu sebelum ditanam.
“Saya perhatikan sebagian pemasangan pipa tidak menggunakan lapisan sirtu, kemudian dipasang dan tanam atas tanah saja,” ungkapnya lagi.
Remaja Pelaku Pesta Miras Digelandang ke Mako Satpol-PP
Dia menambahkan, dari pengamatan pengawasan mereka sejumlah titik spot hasil pekerjaan pemasangan bronjong dipenuhi tanah di dalam kawat anyaman.

Kemudian menurutnya, sejumlah titik hasil pekerjaan dinding talud mulai mengalami retak-retak, padahal proyek ini belum selesai. Campuran semen dan material pada pembuatan dinding talud disoal karena bisa saja diduga tidak sesuai spek.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Ir. Subaedi ST, MT, selaku PPK di lingkup BPPW Sulawesi Tengah.
1. Apakah pekerjaan pemasangan Pipa Air Bersih dan pemasangan Pipa Sanitasi untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), pada proyek ini sesuai dengan metode kerjanya?
Berkaitan dengan pemasangan pipa, tim redaksi media kami berkesempatan melakukan penelusuran dan menemukan beragam hasil pekerjaan.
Kedalaman galian pemasangan pipa disoal karena ada yang cuman digali kedalaman 20 cm, ada juga 50 cm, dan paling mentok kedalam galian itu 70 cm.
Olehnya berdasarkan metode kerja mohon konfirmasi secara teknis di dalam gambar kerja berapa kedalaman pekerjaan galian pipa tersebut?
Pada pemasangan pipa juga ditemukan sebagian pipa ditanam tidak dilapisi lantai kerja dengan material seperti sirtu. Anehnya, sebagian pipa ternyata menggunakan lapisan sirtu sebelum ditanam.
Mohon konfirmasinya bang terkait sebagian pemasangan pipa yang tidak menggunakan lapisan sirtu dimana dipasang di atas tanah saja?
2. Apakah dibenarkan pekerjaan pemasangan Bronjong di sisi utara pada proyek ini, inklut menggunakan tanah untuk mencukupi volume diisi dalam kawat anyaman?
Berkaitan dengan hal ini, terkuak dari pengamatan tim redaksi media ini dimana sejumlah titik spot hasil pekerjaan pemasangan Bronjong dipenuhi tanah di dalam kawat anyaman.
3. Mutu pekerjaan pembuatan dinding Talud pada proyek ini juga diragukan kualitasnya?
Berkaitan dengan hal ini, sejumlah titik hasil pekerjaan dinding Talud mulai mengalami retak-retak, padahal proyek ini baru saja selesai. Campuran semen dan material pada pembuatan dinding Talud disoal karena diduga tidak sesuai spek.

PPK Subaedi dihubungi wartawan media ini, melalui pesan WhatsApp, menyampaikan bahwa ia masih berada di luar daerah.
“Waalaikumsalam… saya masih di Jakarta,” ungkap pria berkaca mata akrab disapa bang Dedy itu kepada media ini.
Dia menanggapi, bahwa kedalaman pipa berada di antara jalan dan tapak rumah.
Dia menjelaskan bahwa Jalan masih akan ditimbun sekitar 33 cm.
“Proses saat ini masih belum final, karena masih menyesuaikan elevasi kemiringan pipa,” ungkapnya lagi.
Dia menambahkan, untuk bronjong yang bercampur tanah sudah diinstruksikan untuk dibersihkan. dan kami perbaiki.
“Untuk bronjong yang bercampur tanah sudah diinstruksikan untuk dibersihkan dan kami perbaiki,” tegasnya.
“Sedangkan untuk toping talud yang retak rambut segera diperbaiki juga,” pungkasnya.
Sementara Ipul dari kontraktor pelaksana, yakni dari Aphasko, saat dikonfirmasi belum memberikan tanggapan saat dihubungi media ini.
(**/TIM REDAKSI)